Model – model perencanaan keuangan:
Model perencanaan keuangan : Bahan baku
Sebagian perencanaan akan meminta pengguna menggunakan ekspektasi masa depan untuk nilai – nilai yang diramalkan untuk banyak variabel lainnya.unsur – unsur model diantaranya:
Ramalan penjualan : ramalan penjualan akan menjadi penggerak yang artinya pengguna model perencanaan akan memberikan nilai ini, dan kebanyakan nilai lainnya akan dihitung berdasarkan atas nilai tersebut. Perencanaan akan berfokus pada proyeksi penjualan di masa akan dating dan asrt pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung penjualan tersebut.
Sering kali ramalan penjualan akan diberikan dalam bentuk tingkat pertumbuhan dalam penjualan dan bukannya dalam satu angka penjualan yang eksplisit. Ramalan yang sempurna tentu tidak mungkin sebab penjualan bergantung pada kondisi ekonomi di masa depan yang tidak pasti.
Laporan pro forma : sebuah rencana keuangan yang memiliki ramalan neraca, laporan laba rugi, dan laporan kas disebut laporan keuangan pro forma, atau disingkat pro forma saja. Pro forma secara harfiah berarti “ dalam bentuk”. Dalam hal ini laporan keuangan adalah bentuk yang kita gunakan untuk membuat laporan ini berdasarkan proyeksi dari hal – hal penting, seperti penjualan. Pro forma adalah out put dari model perencanaan keuangan.
Persyaratan Aset : suatu rencana keuangan akan menguraikan proyeksi belanja modal. Minimal, proyeksi neraca akan memuat perubahan –perubahan dalam total asset tetap dan modal kerja bersih. Perubahan ini secara efektif merupakantotal anggaran modal perusahaan. Oleh sebab itu, usulan belanja modal di area – area yang berlainan harus direkonsiliasikan dengan kenaikan secara keseluruhan yang termuat didalam rencana jangka panjang.
Persyaratan Keuangan : rencana keuangan akan memuat tentang satu bagian ketentuan pandanaan yang dibutuhkan. Rencana keuangan perusahaan harus mempertimbangkan jenis – jenis sekuritas apa yang akan dijual dan apa metode emisi yang paling tepat.
Penyeimbang (Plug) : setelah perusahaan memiliki ramalan penjualan dan estimasi mengenai belanja asset, dibutuhkan sejumlah pendanaan baru karena proyeksi total asset akan melebihi proyeksi total kewajiban dan ekuitas. Atau neraca tidak seimbang.
Karena pendanaan baru mungkin dibutuhkan untuk menutupi seluruh proyeksi belanja modal, maka akan dipilih satu variabel “penyeimbang” keuangan yang harus dipilih. Penyeimbang ini adalah sumber atau sumber – sumber pendanaan eksternal khusus yang dibutuhkan untuk mengatasi setiap kekurangan/kelebihan dalam pendanaan dan karenanya akan menyeimbangkan neraca kembali.
Asumsi – asumsi perekonomian : rencana tersebut akan harus secara eksplisit menyatakan lingkungan perekonomian di mana perusahaan akan berada seanjang umur rencana. Di antaranya tingkat suku bunga dan tariff pajak perusahaan.
Suatu model perencanaan keuangan sederhana
Berdasarkan contoh yang ada interaksi diantara pertumbuhan penjualan dan kebijakan keuangan. Ketika penjualan meningkat , maka total asset ikut meningkat. Hal ini terjadi karena perusahaan harus berinvestasi dalam modal kerja bersih dan asset tetap untuk mendukung tingkat penjualan yang lebih tinggi.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa cara bagaimana kewajiban dan ekuitas berubah akan tergantung pada kebijakan keuangan dan kebijakan deviden perusahaan. Pertumbuhan asset mengharuskan perusahaan memutuskan cara bagaimana akan mendanai perumbuhan tersebut.
Pendekatan Persentase Penjualan
Jumlah pinjaman jangka panjang adalah sesuatu yang ditentukan oleh manajemen, dan ini tidak harus berhubungan langsung dengan tingkat penjualan.
Jika diberikan suatu ramalan penjualan, kita akan dapat menghitung berapa banyak pendanaan yang akan dibutuhkan oleh perusahaan untuk meramalkan tingkat penjualan yang diramalkan.
Model perencanaan yang diuraikan didasarkan atas pendekatan persentase penjualan (percentage of sales approach). Sasaran kita disini adalah mengembangkan suatu cara yang praktisa dan cepat dalam membuat laporan pro forma.
LAPORAN LABA RUGI
Rosengarten telah memproyeksikan kenaikan sebesar 25 persen untuk tahun yang akan dating, sehingga kita akan mengantisipasi penjualan sebesar $ 1000X1,25 = $1.250. untuk membuat laporan L/R pro forma kita berasumsi bahwa total biaya tetap akan sebesar $800/1000 = 80% dari penjualan. Secara tidak langsung, asumsi bahwa biaya merupakan persentase konstan terhadap penjualan akan berarti kita berasumsi bahwa margin laba akan konstan. Untuk membuktikannya, perhatikan bahwa margin laba sebelumnya adalah $ 132/100 = 13,2 %. Dalam pro forma kita margin laba adalah $165/1250 = 13,2 % jadi margin laba tidak mengalami perubahan.
Rosengarten Corp. Laporan L/R Penjualan $1000 Biaya – biaya 800_ Laba kena pajak $ 200 Pajak (34%) 68 Laba bersih $ 132 Deviden $44 Tambahan saldo 88 |
Rosengarten Corp. Laporan L/R pro forma Penjualan $ 1250 Biaya – biaya 1000 Laba kena pajak $ 250 Pajak 85 Laba bersih $ 165 |
Jumlah pembayaran deviden tergantung pada manajemen rosengarten. Kita akan bersasumsi rosengarten akan memiliki satu kebijakan untuk membayar satu bagian konstan dari laba bersih dalam bentuk deviden tunai. Untuk tahun yang paling akhir , rasio pembayaran deviden nya adalah sbb:
Rasio pembayaran deviden : Deviden tunai / Laba bersih
: $ 44/132 = 33 1/3 %
Tambahan saldo laba ditahan/ laba bersih : $ 88/ 132 = 66 2/3 %
Rasio ini desebut rasio retensi atau rasio ditanam kembali, dan akan sama dengan 1 dikurangi rasio pembayaran deviden karena sisa yang tidak dibayarkan akan ditahan oleh perusahaan. Dengan asumsi bahwa rasio pembayaran akan konstan, berikut ini adalah proyeksi deviden dan tambahan saldo laba ditahan:
Proyeksi deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham : $ 165 x 1/3 = $ 55
Proyeksi tambahan saldo laba ditahan : $ 165 x 2/3 = 110_
$165
NERACA
Kita berasumsi bahwa beberapa akun akan memiliki kaitan langsung dengan penjualan sedangkan yang lainnya tidak. Untuk akun yang bergerak mengikuti penjualan, kita menyatakannya dengan persentase terhadap penjualan untuk tahun yang baru saja berakhir. Untuk akun yang tidak memiliki kaitan langsung dengan penjualan, kita akan menuliskan “n/a” dari not applicable tidak berlaku”
Rasio total asset dalam penjualan disebut sebagai rasio intensitas modal (capital intensity ratio). Rasio ini mengukur jumlah asset yang dibutuhkan untuk menghasilkan $ 1 penjualan. Jadi makin tinggi rasio ini maka perusahaan itu akan semakin intensif dalam menggunakan modal.
Pada sisi kewajiban dalam neraca, kita menyajikan utang dagang yang bergerak mengikuti penjualan. Alasannya adalah bahwa kita berharap akan memberikan lebih banyak pesanan kepada parapemasok seiring dengan naiknya volume penjualan, sehingga kewajiban secara sepontan akan berubah mengikuti penjualan. Dilainpihak , wesel bayar akan mencerminkan utang jangka pendek. Akun ini tidak akan mengalami perubahan kecuali jika kita mengambil satu tindakan spesifik untuk mengubah jumlahnya sehingga kita menandainya dengan” n/a”.
Kita juga menandai “n/a” untuk utang jangka panjang karena kaun ini tidak secara otomatis berubah mengikuti penjualan.
Kita dapat menyusun rencana pro forma parsial untuk rosengarten. Kita melakukannya dengan sedapat mungkin menggunakan presentase2 yang baru saja kita hitung guna menghitung jumlah yang diproyeksikan. Contoh, asset tetap bersih 180 persen dari penjualan; jadi dengan tingkat penjualan terbaru sebesar $ 1250, jumlah asset tetap bersih akan menjadi 1,80 x $ 1250 = $ 2250, yang mencerminkan kenaikan sebesar $ 2250 – 1800 = $ 450 dalam pabrik dan peralatan. Untuk akun yang tidak bergerak langsung mengikuti penjualan, pada awalnya kita akan berasumsi bahwa tidak aka nada perubahan dan hanya tinggal menulis saldo aslinya saja. Perhatikan perubahan pada saldo laba ditahan akan sama dengan $110 laba ditahan seperti yang telah dihitung.
Rosengarten Corp. Neraca pro forma | |||||
Asset | Tahun ini | Perubahan dari tahun lalu | Kewajiban&ekuitas | Tahun ini | Perubahan dari tahun lalu |
Asset lancar Kas Piutang Persediaan Total Asset tetap Pabrik & peralatan bersih Total asset | 200 550 750 1500 2250 3750 | 40 110 150 300 450 750 | Kewajiban lanc -utang dgang -wesel bayar Total Utang jk pjg Ekuitas p.shm -shm biasa -saldo laba dth Total Total kewajiban & ekuitas Kebuthn pendanaan ekst | 375 100 475 800 800 1110 1910 3185 565 | 75 0 75 0 0 110 110 185 565 |
Dalam neraca pro froma akan mencatat asset diproyeksikan akan naik sebesar $ 750. Akan tetapi tanpa pendanaan tambahan, kewajiban & ekuitas hanya akan mengalami kenaikan sebesar $ 185 sehingga terjadi kekurangan sebesar $750 - $185 = $ 565. Kita menamakan jumlah ini sebagai kebutuhan pendanaan eksternal ( eksternal financing needed- EFN).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar